Pages

8.28.2011

Download makalah pendidikan multikultural di sini
Download powerpoint pendidikan multikultural di sini


PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Keragaman ini diakui atau tidak akan dapat menimbulkan berbagai persoalan, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, kemiskinan, kekerasan, perusakan lingkungan, separatisme, dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk menghormati hak-hak orang lain, merupakan bentuk nyata sebagai bagian dari multikulturalisme tersebut.
Sedikitnya selama tiga dasawarsa, kebijakan yang sentralistis dan pengawalan yang ketat terhadap isu perbedaan telah menghilangkan kemampuan masyarakat untuk memikirkan, membicarakan dan memecahkan persoalan yang muncul dari perbedaan secara terbuka, rasional dan damai. Kekerasan antar kelompok yang meledak secara sporadis di akhir tahun 1990-an di berbagai kawasan di Indonesia menunjukkan betapa rentannya rasa kebersamaan yang dibangun dalam Negara-Bangsa, betapa kentalnya prasangka antara kelompok dan betapa rendahnya saling pengertian antar kelompok. Konteks global setelah tragedi September 11 dan invasi Amerika Serikat ke Irak serta hiruk pikuk politis identitas di dalam era reformasi menambah kompleknya persoalan keragaman dan antar kelompok di Indonesia.
Sejarah menunjukkan, pemaknaan secara negatif atas keragaman telah melahirkan penderitaan panjang umat manusia. Pada saat ini, paling tidak telah terjadi 35 pertikaian besar antar etnis di dunia. Lebih dari 38 juta jiwa terusir dari tempat yang mereka diami, paling sedikit 7 juta orang terbunuh dalam konflik etnis berdarah. Pertikaian seperti ini terjadi dari Barat sampai Timur, dari Utara hingga Selatan. Dunia menyaksikan darah mengalir dari Yugoslavia, Cekoslakia, Zaire hingga Rwanda, dari bekas Uni Soviet sampai Sudan, dari Srilangka, India hingga Indonesia. Konflik panjang tersebut melibatkan sentimen etnis, ras, golongan dan juga agama.
Merupakan kenyataan yang tak bisa ditolak bahwa negara-bangsa Indonesia terdiri dari berbagai kelompok etnis, budaya, agama dan lain-lain sehingga negara-bangsa Indonesia secara sederhana dapat disebut sebagai masyarakat “multikultural”. Tetapi pada pihak lain, realitas “multikultural” tersebut berhadapan dengan kebutuhan mendesak untuk merekonstruksi kembali “kebudayaan nasional Indonesia” yang dapat menjadi “integrating force” yang mengikat seluruh keragaman etnis dan budaya tersebut.


Penetapan 1 syawal 1432 H


Bismillahir rahmanir rahiim
Assalmu’alaikum wr. wb.
Dalam catatan ana yang kedua ini, ana mau  mengshare informasi – informasi serta ilmu yang ana peroleh mengenai penetapan 1 syawal 1432 H….
Di sini ana harapkan  dapat  mengurangi kebimbangan teman – teman sekalian….
Sebagaimana yang kita ketahui pada zaman Rasulullah saw., beliau menggunakan metode ru’yah untuk menentukan awal Ramadhan dan awal Syawal yaitu melihat bulan dengan mata telanjang(tanpa bantuan alat).
sesuai dengan hadits yang berbunyi :
“Hilal (bulan) syawal tertutup oleh mendung bagi kami sehingga kami tetap berpuasa pada keesokan harinya. Menjelang sore hari datanglah beberapa musafir dari Mekkah ke Madinah. Memberikan kesaksian di hadapan Nabi Muhammad saw bahwa mereka telah melihat hilal kemarin(sore). Maka Rasulullah saw memerintahkan mereka (kaum muslimin) untuk segera berbuka dan melaksanakan sholat ‘Ied pada keesokan harinya”. (HR. Ahmad dishahihkan oleh Ibnu Mundir dan Ibnu Hazm).
Nah, dari hadits di atas jelas diterangkan bahwa 1 syawal tiba apabila bulan terlihat pada hari sebelumnya. Menurut berita yang ana dengar dari seseorang yang di tunjuk sebagai hakim sidang oleh pemerintah, beliau menerangkan (pada saat itu beliau melaksanakan tausiyah di masjid al-mujahidin setelah shalat tarawih) bahwa pada tanggal 29 Agustus pemerintah akan menempatkan beberapa orang pada tempat – tempat dimana masyarakat sering melihat bulan. Dalam hal ini, pemerintah dan NU melakukan ru’yah(melihat bulan) namun dengan bantuan beberapa alat seperti teropong, dkk.
Kita semua tahu bahwa islam adalah agama yang universal(berlaku pada setiap zaman) dan zaman pun akan terus berubah seiring dengan majunya ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Bila pada zaman Rasulullah saw tidak terdapat alat bantu yang lebih mengefesienkan dalam melihat bulan, sekarang dengan adanya teropong kita di beri kemudahan oleh Allah untuk melihat hilal. Namun setiap apapun yang berasal dari manusia pasti memiliki kelemahan. Berdasarkan penelitian, sampai saat ini dengan bantuan alat tercanggih sekalipun, bulan hanya akan terlihat apabila posisinya di atas 2o. sedangkan di bawah 2o, menurut teori bulan tidak dapat dilihat apalagi dengan kasat mata. Selain itu, kita semua juga merasakan bahwa Banjarmasin pada malam hari cuacanya mendung(berawan) sehingga hal itu akan mengganggu penglihatan kita.
Baru subuh tadi ana mendengar kabar bahwa “bila dalam sidang istbad tidak  mengahsilka tanggal yang tepat, maka hari raya ditiadakan”(maaf, kalau ada yang tersinggung). Bagaimana mungkin bisa hari raya ditiadakan, sedangkan shalat Idul Fitri hukumnya sunnah muakkadah yang berarti sunnah yang sangat di anjurkan oleh Rasulullah saw.
Pertanyaannya adalah, bagaimana seharusnya sikap seorang muslim tehadap keadaan tersebut?
dalam suatu hadits dikatakan :
“Janganlah kalian berpuasa hingga melihat hilal, jangan pula kalian berbuka hingga melihatnya(hilal), jika kalian terhalangi awan, maka sempurnakanlah hitungannya menjadi tiga puluh hari.”(HR. Bukhari no. 1773, Muslim no. 1795, al-Nasai no. 2093; dari Abdullah bin Umar ra.)
Dari penjelasan hadits di atas dapat kita simpulkan bahwa bila dengan kemampuan kita yang sekarang ini, pada hari ke-29 Ramadhan tidak juga terlihat bulan maka bulatkanlah hari pada bulan Ramadhan menjadi 30 hari.
Apabila 1 syawal di tentukan dengan melihat hilal pada hari ke-29 Ramadhan, bagaimana cara orang – orang islam membuat kalender Hijriah setahun sebelumnya???
Nah, kembali ke pernyataan awal bahwa islam itu indah
islam itu universal sehingga makna ru’yah bukan hanya melihat dengan kasat mata dan menggunakan teropong dkk, tetapi juga melihat dengan ilmu(kita kenal dengan metode hisab). Dalam Alqur’an sangat jelas di katakana bahwa Allah sangat menyukai orang – orang yang berilmu lagi membagikannya. Allah berfirman :
“Wahai orang – orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,”berilah kelapangan di dalam majelis – majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,”berdirilah kamu.” Maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang – orang yang beriman di antaramu dan orang – orang yang berilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti atas apa yang kamu kerjakan.”(Q.S. Al-Mujadalah:11)

sudah banyak sekali bertebaran para ahli falaq di muka bumi ini. Dengan ilmu astronominya, mereka bisa mengetahui posisi bulan sampai 100 tahun kedepan!. Oleh karena itu Muhammadiyah berani dan yakin untuk menetapkan 1 syawal bertepatan pada tanggal 30 Agustus 2011
Sebenarnya, semua ahli falaq di NU, DepAg, dkk sudah meneliti dan menyimpulkan hal yang sama seperti Muhammadiyah. Namun, mereka masih menunggu kepastian ru’yah langsung pada tanggal 29 agustus 2011.
Menurut hasil penelitian dengan hisab, pada tanggal 29 Agustus 2011 bulan akan terlihat 1,8o. Artinya, secara teori bulan tidak akan terlihat meskipun sudah muncul (pada pembahasan di atas sudah di jelaskan). Sehingga kemungkinan besar DepAg akan menetapkan tanggal 31 Agustus sebagai 1 syawal(ini masih prediksi lo).
Kejelasan terlihatnya bulan pada tanggal 29 Agustus 2011


keterangan :
Merah : bulan tidak muncul
Putih    : bulan muncul tapi tidak terlihat kasat mata
Biru     : bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu optic
Magenta: bisa dilihat dengan mata telanjang
Hijau   : sangat mudah dilihat dengan mata telanjang


Kejelasan terlihatnya bulan pada tanggal 30 Agustus 2011
keterangan :
Merah : bulan tidak muncul
Putih    : bulan muncul tapi tidak terlihat kasat mata
Biru     : bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu optic
Magenta: bisa dilihat dengan mata telanjang
Hijau   : sangat mudah dilihat dengan mata telanjang

keterangan di atas merupakan hasil perhitugan dari Muhammad Odeh

okey,…
walaupun kita berbeda pendapat tentang penetapan 1 syawal, tapi kita harus teguh pada keimanan dan persaudaraan antar umat islam….
caiyoo,…

sekian dulu ya,..
untuk sekarang, hanya segini catatan yang bisa saya buat , hanya segini ilmu dan informasi yang saya berikan. Harapan ana, walaupun penuh dengan ke-“hanya segini”-an, semoga bisa bermanfaat bagi saudara – saudara sekalian,…
amin..
mohon maaf atas segala kekurangan
wassalamu’alaikun wr. wb.


Sekian artikel dari saya,... semoga bermanfaat bwt para reader sekalian,... dan jgn lupa berikan koment nya yaa,... Tolong bila ingin CoPas artikel di atas, ikut sertakan alamat http://mahasis-ta-wa.blogspot.com/

8.19.2011

Kebakaran di simpang Anim

Assalamualaikum,..
ok Reader,..
di sini ana mau berbagi cerita tentang kebakaran yang terjadi hanya beberapa blok dari rumah,...
ketika adzan subuh di kumandangkan, semua masih terasa seperti biasa SUNYI...

Sekitar pukul 06.00 WITA, ana nganter adek imut ana buat ngaji di salah satu TPA yang terbaik di Indonesia...
kemudian ana pulang ke rumah pukul 06.05 WITA dan selang beberapa menit kemudian (+- 06.10 WITA) ada bunyi tiang listrik di tonjok, ana kira tuh anak2 gengkers yang jail banget.
ternyata eh ternyata tuh bunyi tonjokan tiang makin menggelegar!!!!
dan terjadi lah suatu fenomena alam yang menyentuh batin ana dan memaksa, menyeruakkan, menggetarkan hati ana hingga terucap "Astaghfirullah" dan "Innalillahi wa inna ilaihi roji'un"...
and then let's cekidot!!!